Kamis, 14 Agustus 2008

pengenalan gulma

GULMA
A. TUJUAN
1. Mengenal dan mengetahui jenis gulma rumputan, daun lebar dan tekian
2. Dapat melakukan analisis vegetasi gulma
3. Dapat melakukan aplikasi herbisida secara tepat

B. DASAR TEORI
1. Klasifikasi gulma
Berdasarkan botani dan morfologinya, gulma dikelompokkan menjadi:
 Gulam rumput-rumputan (Graminae)
 Gulma tekian (Cyperaceae)
 Gulma daun lebar (Broad leaf)
 Gulma paku-pakuan (Filicinae)
Berdasarkan umurnya, gulma dikelompokkan menjadi:
 Gulma tahunan (Perennial weed), gulma yang dapat hidup lebih dari dua tahun. Contoh: Imperata cylindrica
 Gulma semusim (Annual weed), gulma yang akan mati setelah menghabiskan satu siklusdaur hidupnya. Contoh: Lactuca canadensis
 Gulma daun semisim (Bi-annual weed), gulma yang hanya tumbuh di daerah subtropika pada dua musim. Contoh: Ageratum conyzoides
Berdasarkan habitatnya, gulma dikelompokkan menjadi:
 Gulma darat (Terestrial weed), contoh: Amaranthus spinosus
 Gulma air (Aquatic weed), contoh: Salvinia sp, Sagitaria sp
 Gulma yang menumpang pada tumbuhan lain (Aereal weeds), contoh: Cuscuta sp.
2. Perkembangan dan penyebaran
Berdasarkan cara perkembangbiakan gulma dengan menggunakan:
1. Stolon
2. Rhizoma
3. Umbi
4. Bulbus
5. Cron
6. Runner
7. Tuber
8. Spora
9. biji
Gulma mampu berkembangbiak secara vegetatif maupun generatif, secara vegetatif dengan menggunakan rhizoma, tuber, bulbus, cron, umbi dan runner. Sedangkan generatif dengan biji dan spora yang dihasilkan.
penyebaran gulma dari tempat satu ketempat lain dapat terjadi melalui aktivitas gulma itusendiri atau dengan bantuan baik alam maupun mahluk hidup. Melalui aktivitas itu sendiri dapat dengan biji dan spora. Faktor alam yang dapat membantu penyebaran gulma diantaranya angin, air, dan tanah. Sedangkan mahluk hidup yang dapat membantu penyebaran diantaranya hewan mamalia, burung dan manusia.
3. Analisis Vegetasi
Jenis gulma yang menyusun suatu vegetasi sangat bermacam-macam dan banyak dipengaruhi oleh keadaan lingkungan atau habitatnya. Untuk mengetahui penyusun vegetasi secara tepat dilakukan analisis vegetasi. Analisis vegetasi berfungsi untuk menentukan cara pengendalian gulma yang tepat dan mengetahui perubahan vegetasi akibat adanya pengaruh suatu pengendalian gulma. Metode yang digunakan dalam analisis vegetasi dapat disesuaikan dengan tujuan dan struktur vegetasinya. Beberapa metode analisis vegetasi yaitu metode titik (Point Intercept Methods), metode kuadrat (Quadrat Methods), dan metode garis (Line Intercept Methods).
Cara pengambilan letak sampel tergantung pada keragaman dan distribusi vegetasinya. Apabila komposisinya merata, cukop diambil satu petak sampel ditengah areal sehingga dapat mewakili vegetasi tersebut. Untuk vegetasi yang distribusinya beragam, mengambil petak sampel dapat dilakukan secara acak langsung, acak beraturan atau acak bertingkat.
4. Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma bertujuan untuk menekan kerugian yang ditimbilkan oleh gulma. Pada perinsipnya pengendalian gulma dapat dilakukan secara preventif, kultur tehnis, mekanik, kimiawi, dan terpadu. Pengendalian secara preventtif dilakukan dengan cara pengadaan benih bersih biji gulma, penggunaan alat pertanian yang bersih gulma. Pengendalian secar kultur tehnik didasarkan pada segi-segi ekologi yang berusaha menciptakan suatu keadaan lingkungan sedemikian rupa sehingga sesuai bagi pertumbuhan tanaman tetapi tidak sesuai bagi pertumbuhan gulma. Pengendalian mekanik dilakukan dengan menggunakan cangkul, garpu, congkel, sabit dan lain-lainnya. Sedangkan pengendalian secara biologis adalah pengendalian gulma dengan menggunakan jasad hidup seperti predator/musuh alami.
Pengendalian gulma secara kimiawi adalah cara pengendalian menggunakan herbisida. Pengendalian ini cukup efektif dan efisien untuk areal yang luas, tetapi dapat menimbulkan kendala lain misalnya keracunan dan kerusakan lingkungan. Efektivitas herbisida sangat dipengaruhi oleh jenis herbisida, cara dan saat pengendalian/penyemprotan, biologi gulma dan keadaan lingkungan. Herbisida dapat digolongkan berdasarkan:
a. Waktu aplikasi
• Sebelum tumbuh (pre-emergence)
• Sesudah tumbuh (post-emergence)
• Sesudah tanam (pre-planting)
b. Daya kerja
• Kontak
• Sistemik
c. Daya buruh
• Selektif
• Non-selektif

d. Cara penggunaan
• Lewat daun
• Lewat akar

C. ALAT DAN BAHAN
1. Pengenalan jenis gulma
a. Jenis-jenis gulma golongan rumputan, daun lebar dan tekian
b. Buku identifikasi gulma
c. Kertas gambar
2. Analisis vegetasi
a. Patok kayu
b. Frame besi/kayu ukuran (0,5 x 0,5)m
c. Tali
3. Pengendalian gulma
a. Herbisida kontak dan sistemik
b. Air
c. Ember
d. Gelas
e. Knaspsack sprayer

D. LANGKAH KERJA
1. Pengendalian jenis gulma
a. Ambil jenis gulma yang telah disiapkan
b. Gambar pada kertas yang telah disiapkan
c. Identifikasi nama bagian-bagian tumbuhan yang telah anda gambar
Keterangan
1. Batang
* Struktur, herba, perdu atau pohon
* Bentuk, bulat, pipih, segi tiga
 Sifat, beruas, berlubang, masif

2. Daun
 Bentuk, bulat, lanset, pita, garis, perisai jorong, bulat telur, segitiga, jarum dan pedang
 Tepi daun: rata, bergerigi, barombak
 Kedudukan, duduk, bertangkai
 Tata letak: barsilang, berselang-seling, berkarang
 Tulang daun: membujur, sejajar, menjari, menyirip, atau melengkung
3. Pelepah daun
 Robek atau tubuh berbentuk buluh
4. Bunga
 Tunggal atau majemuk
5. Akar
 Tunggang atau serabut
6. Cara perbanyakan
 Biji, spora, stolon, rhizoma, stem stuber, root tuber
7. Cara penyebaran
 Kekuatan sendiri, kekuatan alam, binatang, manusia
8. Habitat
 Darat, air atau menumpang tumbuhan lain
9. Cara hidup
 Kompetitif, parasit, atau epifit

2. Analisis vegetasi
a. Buatlah dua petak perlakuan masing-masing seluas 2 x 5 m dan berilah pembatas
b. Tentukan petak plot sampel penggunaan frame sebanyak eman buah tiap petak, secara sistematik random sampling dan diberi tali pembatas.
c. Lakukan analisis vegetasi pada setiap plot sampel dengan menghitung jenis dab jumlah tiap jenis gulma yang ada.


Perhitungan
Kerapatan (densitas) merupakan parameter yang bmenunjukan jumlah dari tiap jenis gulma dalam setiap unit (plot) sampel yang dibuat.
Jumlah dari jenis gulma
Densitas Mutlak (KM) =
Banyaknya plot sampel yang dibuat

Densitas mutlak jenis itu
Densitas Nisbi (KN) = x 100%
Jumlah densitas mutlak semua jenis

3. Pengendalian gulma
a. Siapkan herbisida dan takar sesuai dengan anjuran
b. Tuangkan anjuran herbisida (kontak dan sistemik) ke sprayer dan lakukan penyemprotan kepetak perlakuan
Menentukan skor kematian gulma
Menentukan tingkat kematian gulma dinilai dengan skore kematian gulma berdasarkan ketentuan dari European Weed Research Council, dengan keterial kuantitatif sebagai berikut:
Nilai 1 Gulma mati 100% (tanaman bekas gulma)
Nilai 2 Gulma mati 99-96,5 % (gulma yang hidup hanya setempat-setempat)
Nilai 3 Gulma mati 96,5-93 % (ggulma yang hidup hanya sebagian kecil)
Nilai 4 Gulma mati 93-87,5 % (pengaruh herbisida terhadap gulma cukup memuaskan)
Nilai 5 Gulma mati 87,5-80 % (pengaruh herbisida masih cukup memuaskan)
Nilai 6 Gulma mati 80-70 % (pengaruh tidak memuaskan, gulma tidak cukup marusak)
Nilai 7 Gulma mati 70-50 % (gulma yang rusak sedikit, dan masih dapat tumbuh kembali)
Nilai 8 Gulma mati 50-0 % (kerusakan gulma tidak berarti, perkembangannya hampir normal)
Nilai 9 Gulma mati 0% (gulma tidak merusak)

Persentase gulma mati didasarkan pada jumlah gulma mula-mula (sebelum perlakuan) dengan jumlah gulma akhir (setelah perlakuan.
Jumlah gulma mula-mula
% gulma mati = x 100 %
Jumlah gulma akhir
a. Bandingkan kenampakan akibat perlakuan herbisida kontak dan sistemik
b. Bandingkan tingkat kematian yang diakibatka oleh herbisida kontak dan sistemik
c. Berikan kesimpulan bagaimana pengaruh herbisida kontak dan sistemik, keuntungan dan kerugian.
d. Berikan kesimpulan herbisida jenis apa (kontak atau sistemik) yang tepat untuk lahan tersebut

E. HASIL PENGAMATAN
Pengenalan Gulma
1. Kipait Nama Latin
Nama daerah
Habitat
Perbanyakan
Daur Hidup
Morfologi
Tempat : Eupathorium adoratum
: Kipait
: Darat
: Biji
: Satu musim (Annual)
: Daun lebar
: Kebun STPP Yogyakarta
2. Meniran Nama Latin
Nama daerah
Habitant
Perbanyakan
Daur Hidup
Morfologi
Tempat : Philantus minaru
: Meniran
: Darat
: Biji
: Satu musim (Annual)
: Daun lebar
: Kebun STPP Yogyakarta
3. Alang-alang Nama Latin
Nama daerah
Habitat
Perbanyakan
Daur Hidup
Morfologi
Tempat : Imperata cylindrica
: Alang-alang
: Darat
: Rimpang
: Tahunan
: Rumputan
: Kebun STPP Yogyakarta
4. Lulangan Nama Latin
Nama daerah
Habitat
Perbanyakan
Daur Hidup
Morfologi
Tempat : Paspalum cerobikulatur
: Lulangan
: Darat
: Biji dan anakan
: Satu musim
: Rumputan
: Kebun STPP Yogyakarta
5. Ceplukan Nama Latin
Nama daerah
Habitat
Perbanyakan
Daur Hidup
Morfologi
Tempat : Physaalis angulata
: Ceplukan
: Darat
: Biji
: Satu musim (Annual)
: Daun lebar
: Kebun STPP Yogyakarta
6. Bayam Duri Nama Latin
Nama daerah
Habitat
Perbanyakan
Daur Hidup
Morfologi
Tempat : Amarantus spinosus
: Bayam duri
: Darat
: Biji
: Satu musim (Annual)
: Daun lebar
: Kebun STPP Yogyakarta
7. Kremah Nama Latin
Nama daerah
Habitat
Perbanyakan
Daur Hidup
Morfologi
Tempat : Althermantera sensius
: Kremah
: Darat
: Biji
: Satu musim (Annual)
: Daun lebar
: Kebun STPP Yogyakarta
8. Tapak Liman Nama Latin
Nama daerah
Habitat
Perbanyakan
Daur Hidup
Morfologi
Tempat : Scaber
: Tapak liman
: Darat
: Umbi akar
: Satu musim (Annual)
: Daun lebar
: Kebun STPP Yogyakarta
9. Teki Nama Latin
Nama daerah
Habitat
Perbanyakan
Daur Hidup
Morfologi
Tempat : Cyperus rotundrus
: Teki
: Darat
: Stolon
: Tahunan
: Tekian ( sedges )
: Kebun STPP Yogyakarta
10. Wedusan Nama Latin
Nama daerah
Habitat
Perbanyakan
Daur Hidup
Morfologi
Tempat : Agerathum conyzoides
: Wedusan
: Darat
: Biji
: Tahunan
: Daun lebar
: Kebun STPP Yogyakarta
11. Putri malu Nama Latin
Nama daerah
Habitat
Perbanyakan
Daur Hidup
Morfologi
Tempat : Cuscata sp
: Putri malu
: Darat
: Runner
: Tahunan
: Daun lebar
: Kebun STPP Yogyakarta
12. Kawatan Nama Latin
Nama daerah
Habitat
Perbanyakan
Daur Hidup
Morfologi
Tempat : Cynodon dactilon
: Kawatan
: Darat
: Stolon
: Tahunan
: Rumputan
: Kebun STPP Yogyakarta
13. Semangi Nama Latin
Nama daerah
Habitat
Perbanyakan
Daur Hidup
Morfologi
Tempat : Marsileo crenata
: Semangi
: Darat
: Biji
: Satu musim (Annual)
: Daun lebar
: Kebun STPP Yogyakarta
14. Tali Putri Nama Latin
Nama daerah
Habitat
Perbanyakan
Daur Hidup
Morfologi
Tempat : Cuscata sp
: Tali putri
: Darat
: Runner
: Tahunan
: Daun lebar
: Kebun STPP Yogyakarta





F. PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan gulma diambil dari lahan praktek STPP Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta yang semuanya berhabitan di darat dan berdasarkan morfologinya dapat dibedakan menjadi :
a. Golongan rumputan ( famili gramine / poaseae ) ciri tumbuhannya batang bulat, berongga, mempunyai lidah daun, daunnya soliter pada buku, tersusun dalam dua deretan umumnya bertulang dan sejajar terdiri atas dua bagian yaitu pelepah daun helaian daun.
b. Golongan Tekian ( familia Cyperaceae ) ciri tumbuhannya dengan batang berbentuk segitiga kadang-kadang juga bulat pada atau tidak berongga tidak terdapat lidah daun dan tidak berbuku.
c. Golongan Berdaun lebar ( Broad leaf weeds ) ciri tumbuhannya termasuk dalam golongan dikotil dan pakuan ( pterydophyta) daunya lebar dan tulang daun berbentuk jala.
Berdasarkan perkembangan gulma berkembang cepat karena terdapat dua cara perkembangan yaitu:
a. Generatif yaitu dengan cara dengan biji da spora. Gulma semusim lebih banyak berkembang biak dengan biji.
b. Vegetatif yaitu perkembang biakan dengan bagian-bagian tanaman. Seperti batang, umbi stolon dan lain-lain. Perkembang biakan secara vegetatif, daur hidupnya lebih mengarah kapada gulma tahunan.
c.
G. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Macam-macam gulma dengan penggolongannya yaitu:
a. Berdasarkan habitatnya:
 Gulma darat
 Gulma air
 Gulma udara
b. Berdasarkan morfologinya:
 Gulam rerumputan
 Gulma tekian
 Gulma berdaun lebar
c. Berdasarkan siklus hidupnya:
 Gulma semusim
 Gulma dwi musim
 Gulma tahunan
2. Cara perkembangan gulma ada cara yaitu dengan cara perbanyakan generatif dan vegetatif

H. DAFTAR PUSTAKA
Astuti Siti, 2006. Petunjuk Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. STPP Jurusan Penyuluhan Pertanian, Yogyakarta

I. LAMPIRAN
Laporan sementara yang telah mendapatkan persetujuan dari dosen atau asisten dosen telah dilampirkan sepenuhnya.

Tidak ada komentar: